Pengertian Batik
Batik yang selama ini kita kenal merupakan salah satu
tradisi atau bisa kita katakan budaya yang sejak jaman kerajaan telah
berkembang juga dikenal oleh masyarakat Nusantara. Kata batik memiliki beberapa
pengertian. Jika menurut pak Hamzuri di bukunya yang berjudul Batik
Klasik, pengertian batik nusantara yaitu suatu cara atau metode untuk
memberi sebuah hiasan pada selembar kain dengan cara menutupi pada bagian
tertentu menggunakan perintang. Salah satu zat perintang yang seringkali
dipakai adalah lilin atau malam. Kain batik nusantara yang sudah diberi gambar
menggunakan lilin malam, selanjutnya dilakukan pewarnaan dengan cara celupankan
pada cairan pewarna pada ember besar. Jika kegiatan tersebut selesai dilakukan
maka kain tersebut direbus pada bejana guna menghilangkan lilin malam pada kain
tersebut karena lilin malam digunakan sebagai perintang atas masuknya warna
kedalam kain. Proses akhir dari pembatikan ini yaitu penjemuran dengan cara
diangin-anginkan tanpa terkena terik matahari secara langsung, juga perlu anda
ketahui bersama bahwa cuaca mendung ataupun panas akan mempengaruhi tingkat
kecerahan warna yang dihasilkan oleh batik nusantara itu sendiri.
Jika kita tinjau dari segi etimologi maka kata batik
merupakan dua kosa kata yang digabung menjadi satu yaitu amba dan titik.
Sebenarnya kosa kata tersebut hanya sebuah sanepan dalam istilah
jawa, yang merupakan dugaan atau reka-reka atau perumpamaan atau pantun. Karena
kata amba berarti lebar maka kita asumsikan saja bahwa kata amba
titik berarti sebuah kain lebar yang dibubuhi titik sebanyak mungkin hingga
membentuk pola tertentu yang memiliki nilai filosofi yang luhur berupa nasehat
atau yang lainnya. Pada konteks tersebut dapat kita munculkan satu hipotesis
bahwa kegiatan membatik saat era kerajaan majapahit pada waktu tersebut
merupakan suatu kegiatan yang penuh manfaat yang dilakukan oleh para warga
kerajaan untuk membuat sesuatu yang dapat dikenakan juga memiliki doa, harapan,
kepantasan, derajat, bagi orang yang mengenakan batik tersebut tergantung pada
motif batik yang dikenakan. Pada setiap motif batik menunjukkan hal tersebut
terutama derajat dan pangkat seseorang dapat diketahui dengan mudah jika kita
tahu motif batik yang dikenakan pada waktu itu. Sejarah terus mencatat bahwa
batik yang paling populer setelah masa kerajaan adalah Batik Van Zuylen, batik
tersebut merupakan jenis batik sudagaran yang populer antara tahun 1935 sampai
dengan 1946. Pusat produksi mereka berada di kota pekalongan yang kita ketahui
sekarang sebagai kota batik. Van Zuylen merupakan nama pemilik lini busana
batik yang selanjutnya menjadi merk dagang mereka hingga tahun 1946. Batik
menjadi populer sampai saat ini, menurut hemat saya yang memiliki peran besar
terhadap terjaganya budaya membatik adalah ibu Van Zuylen. Perlu anda ketahui
juga bahwa batik van Zuylen telah merambah pangsa pasar eropa, namun
disayangkan setelah kemerdekaan Indonesia, beliau juga terkena dampaknya karena
merupakan warga Belanda. Kata batik sebenarnya huruf yang
terbentuk tidak seperti itu, namun perlu kita tambahkan hutuf “H” ditengah kata
tersebut menjadi “bathik”, mengingat bahwa ini kita asumsikan
sebagai warisan budaya jawa yang memiliki perbedaan makna saat kita menulis
kata “tha” dan “ta”. Hal ini ditegaskn oleh
KRT. DR. HC. Kalinggo Hanggopuro pada tahun 2002 dalam bukunya “Bathik
sebagai Busana Tatanan dan Tuntunan” mengatakan bahwa,
para penulis jawa terdahulu menggunakan istilah batik
yang sebenarnya tidak ditulis dengan kata ”Batik” akan tetapi seharusnya
”Bathik”. Hal ini mengacu pada huruf Jawa ”tha” bukan ”ta” dan pemakaiaan
bathik sebagai rangkaian dari titik adalah kurang tepat atau dikatakan salah.
Komentar
Posting Komentar